Selamat Datang dan Selamat Berkunjung di BLOG PURBAMAS ini, Semoga Anda bisa terpuaskan berjalan-jalan mengunjungi BLOG kami

Sabtu, 30 Mei 2015

Piknik

PLESIRAN KE PETILASAN MBAH MARIDJAN SOERAKSOHARGO

Mbah Maridjan Soeraksohargo
Kamis, 28 Mei 2015 merupakan saat aku dan teman-teman Simbadamas Crew mengadakan acara ''Peningkatan Kinerja Sumber Daya Aparatur Pengurus/Pembantu Pengurus Barang Milik Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2015.... Iiih, serrreeeem pemakaian kalimatnya ya...?
Ya begitulah memang bunyi kalimatnya.....
Kegiatan yang di Prakarsai oleh Dinas Pendapaatn Pengelolaan Keuangan dan Anggaran Daerah (DPPKAD) Kabupaten Banyumas itu dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan Kinerja para Pengurus Barang/Pembantu Pengurus Barang Daerah yang yang tersebar di beberapa SKPD untuk lebih bisa bersinergi dalam bekerja.
Yang terpenting dalam Kegiatan yang pertama adalah Outbound. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mementingkan aspek Kerjasama Tim ( Teamwork), kecerdasan dan kecekatan pola pikir sehingga diharapkan bisa terbangun Tim yang solid serta bisa menjaga kekompakan guna meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi. Waaaah.... sulit dimengerti kayaknya nich...
Mestinya Anda pun harus tahu kalau kegiatan Outbound ini di laksanakan di Desa Wisata Pentingsari Jogjakarta. Wuiiiih....... Jauuh banggeeet.....  Walaupun tempatnya Jauh di Jogjakarta, akan tetapi tidak mengurangi keasyikan tersendiri bagi aku dan teman-teman. yang ada hanya Asyik dan serrrruuuuu...... walaupun memang capek  dan menguras tenaga.....

 
Dan kegiatan inipun berakhir tepat jam 11.00 WIB menjelang Sholat Berjamaah (Sholat Jum'at) di Masjid An-Nissa di komplek kegiatan ini.
Jam 13.00,( ceritanya sehabis Sholat Jum'atan nich....,) Acara dilanjutkan ke Wisata di Lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Kinahrejo. Mendengar Kalimat  Dusun Kinahrejo, aku sempat termangu...... kalau aku pernah mendengar Dusun ini dulu sekitar Tahun 2010-an dimana di tempat inilah  dulunya menjadi incaran para awak media yang meliput baik secara langsung maupun tidak langsung "ERUPSI GUNUNG MERAPI" yang membawa bencana dan ratusan bahkan ribuan orang menjadi korban keganasan Gunung Merapi tanpa kecuali Sang Juru Kunci "MBAH MARIDJAN"

Naach sekedar berbagi ajah..... Kalau di lereng gunung inilah MBAH MARIDJAN bertahta sebagai Juru Kunci dan juga menjadi panutan warganya. Namun sekarang Mbah Maridjan telah tiada, hanya terlihat gambar-gambar Mbah Maridjan di setiap sudut Jalan dengan Slogannya yang sangat Khas .... Rossso...!
Yuuuuk... Kita lanjuuuuut...!
Setelah menyusuri jalanan yang penuh tanjakan dan tantangan, akhirnya sampailah aku dan teman-teman tiba di Petilasan Mbah Maridjan. Naah..., disitulah aku sempat merasakan ngerri teramat sangat dengan melihat barang-barang yang hangus seperti Meja, Kursi, Almari dan peralatan dapur rumah Mbah Maridjan...
Ada lagi Sepeda Motor dan juga Mobil Evakuasi yang menjadi korban keganasan Gunung Merapi

Dan disinilah dulunya Rumah Mbah Maridjan yang turut menjadi korban amukan Gunung Merapi.
Mungkin sekedar mengulang Kalimat/Pesan Mbah Marijan agar kita selalu Bertanggungjawab dengan suatu pekerjaan agar kita menjadi orang yang berguna.
Menurut Penuturan Ibu Paryono ( Orang yang Selamat dari Amukan Merapi dan  sekarangBuka  Warung Jajanan )  yang saya singgahi menuturkan kisah pilu menjelang Maghrib itu, Beliau mengisahkan saat-saat kejadian dirinya sengaja tetap tinggal di dalam rumah, walaupun asap tebal yang dimuntahkan dari dalam gunung sudah bersemburan dengan diselingi Dentuman-dentuman yang di sertai kilatan-kilatan bagaikan kembang api serta muntahnya material-material pijar yang meleleh dan mengaliri ke lereng. Beliau mengisahkan kalau Keluarga-keluarga yang lain berlarian berhamburan ke luar rumah, namun tidak dengan Ibu Paryono yang tetap tinggal di dalam rumah. Satu-persatu jatuh menjadi korban terkena awan panas yang bisa membakar dan menghanguskan kulit itu. Beliau waktu itu hanya bisa pasrah sambil berdo'a dan memohon pada Sang Pencipta agar diberikan kekuatan dan keselamatan, dan " "Alhamdulillah sampai sekarang masih bisa bertahan hidup" tuturnya sambil menahan isak tangisnya dan sesekali mengusap air matanya pakai ujung kaosnya.
Naaah Ibu Paryono juga sempat mengisahkan wafatnya Mbah Maridjan yang ditemukan anaknya dalam posisi tertelungkup Sujud. menurutnya, Waktu itu Mbah Maridjan sudah mengingatkan dan menyerukan kepada warga dusun Kinahrejo agar secepatnya mengungsi, termasuk kepada relawan yang berada di rumahnya Mbah Maridjan. Sehabis bersuci, Mbah Maridjan masuk kedalam ruangannya untuk berdo'a.  Namun waktu itu lahar panas dengan kilatnya mengurung  dan mengubur rumahnya..... si Mbah tidak sempat menyelamatkan diri..... Si Mbah ditemukan meninggal dalam posisi Sujud oleh anaknya.